Sidoarjo, Media Suarapergerakan.id | Di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dan gaya hidup konsumtif, semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya perubahan perilaku finansial. Salah satu langkah besar yang kini mulai digerakkan adalah semangat untuk lepas dari jeratan utang dengan komitmen dan konsistensi dalam mengelola keuangan pribadi.
Fenomena utang tanpa perencanaan, mulai dari penggunaan kartu kredit, paylater, hingga pinjaman online (pinjol), dan belanja online masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah pengguna pinjaman online terus meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan masih rendahnya kemampuan masyarakat dalam membuat perencanaan keuangan jangka panjang. ungkap Andri
Namun, di balik tantangan tersebut, muncul gerakan positif untuk berubah masyarakat pekerja mulai belajar menahan diri dari perilaku konsumtif, menata ulang prioritas keuangan, dan menumbuhkan kesadaran bahwa hidup tanpa utang berarti hidup lebih tenang dan sehat secara mental.
“Perubahan gaya hidup finansial tidak bisa instan. Kuncinya adalah komitmen dan konsistensi. Mulai dari hal kecil, seperti berhenti menambah utang baru, membuat daftar kebutuhan prioritas, hingga menyisihkan penghasilan untuk tabungan dan dana darurat,” Ujar Andri.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk keluar dari jeratan utang antara lain:
- Evaluasi seluruh kewajiban finansial dan buat daftar prioritas pelunasan.
- Berhenti menambah utang baru, terutama yang bersifat konsumtif.
- Buat rencana keuangan realistis, mencakup kebutuhan pokok, tabungan, dan cadangan darurat.
- Bangun kebiasaan menabung otomatis setiap menerima penghasilan.
- Cari sumber penghasilan tambahan yang legal dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah tersebut, masyarakat diharapkan dapat membangun kemandirian finansial dan menjauh dari tekanan akibat beban utang. Tidak hanya berdampak pada keuangan pribadi, perubahan perilaku ini juga berkontribusi pada stabilitas ekonomi rumah tangga dan produktivitas kerja.
“Lepas dari utang bukan hanya soal angka, tapi tentang merdeka secara mental dan finansial. Komitmen untuk tidak berutang lagi adalah bentuk keberanian mengubah masa depan,” tambah Andri.
Gerakan ini sejalan dengan upaya OJK dan Bank Indonesia dalam meningkatkan literasi serta inklusi keuangan, agar masyarakat semakin cerdas dalam mengelola uang, berinvestasi secara bijak, dan terhindar dari jeratan utang.