Sidoarjo, Media Suarapergerakan.id | 30 Juli 2025 — Di tengah seruan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan, petani di sejumlah daerah seperti Sidoarjo, Jawa Timur, masih bergantung pada metode pertanian tradisional. Seorang petani tertangkap kamera sedang memanggul hasil panen padi menggunakan galah bambu, menandakan masih minimnya sentuhan teknologi modern dalam sektor pertanian daerah.
Fenomena ini menggambarkan kesenjangan antara program pemerintah pusat dalam mekanisasi pertanian dengan implementasi di tingkat daerah. Padahal, sejak 2023, Kementerian Pertanian telah menggulirkan program “Mekanisasi Pertanian Rakyat” dengan target distribusi lebih dari 30.000 unit alat mesin pertanian (alsintan) ke seluruh pelosok tanah air.
Namun, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur 2025, hanya 27% petani di wilayah pedesaan Sidoarjo yang telah mengakses alsintan secara rutin. Sisanya masih mengandalkan tenaga manusia dan hewan karena terbatasnya bantuan serta minimnya pendampingan teknis dari pemerintah daerah.
Kasus terbaru terjadi di Kecamatan Sukodono, di mana puluhan petani mengadu ke kantor Dinas Pertanian setempat karena alsintan yang dijanjikan sejak awal musim tanam belum juga didistribusikan. Bahkan beberapa kelompok tani mengaku harus menyewa alat dari luar desa dengan biaya tinggi yang memotong hasil keuntungan panen mereka.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tani Mandiri menyayangkan lambannya respons dari pemerintah daerah. “Jika daerah tidak serius mempercepat reformasi alat tani, maka ketahanan pangan hanya akan menjadi slogan tanpa dampak riil bagi para petani kita,” ujar Koordinator Tani Mandiri, Damar Widodo.
Menyikapi hal ini, Bupati Sidoarjo menyatakan akan mengevaluasi distribusi bantuan pertanian dan memprioritaskan desa-desa dengan indeks kemiskinan tertinggi. Pemerintah daerah juga tengah menggagas kemitraan dengan BUMDes untuk membentuk pusat layanan alsintan berbasis komunitas tani.
Dengan lebih dari 12.000 hektare sawah aktif di Sidoarjo, modernisasi pertanian bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi keharusan. Gambar ini adalah cerminan nyata bahwa perjuangan petani belum selesai — dan tanggung jawab pemerintah daerah sangat besar dalam menjawabnya.