Penutupan RAPIMNAS FSP KEP: Siruaya Utamawan Dorong Demokratisasi dan Penguatan Advokasi Buruh

Yogyakarta, 8 Agustus 2025 | Suarapergerakan.id – Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Minyak Gas Bumi dan Umum (FSP KEP) resmi ditutup hari ini. Acara penutupan ini dihadiri oleh tokoh penting dunia ketenagakerjaan nasional, Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Siruaya Utamawan, S.E.

Dalam sambutannya, Siruaya menekankan pentingnya menjaga semangat kebersamaan di tengah dinamika organisasi. Ia mengingatkan bahwa dinamika merupakan bagian dari organisasi yang sehat, namun jangan sampai menimbulkan perpecahan di antara sesama pengurus maupun anggota.

“Dinamisasi itu sangat penting, tapi jangan sampai memunculkan perpecahan. Harapan saya, siapa pun yang nantinya terpilih dalam Munas, harus dipilih secara demokratis. Setelah itu, kita semua wajib menjunjung tinggi hasilnya demi kemajuan bersama,” ujar Siruaya.

Ia juga menyampaikan harapannya agar FSP KEP semakin berkembang sebagai organisasi buruh yang tidak hanya kuat secara struktural, tetapi juga cerdas dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, terutama dalam hal regulasi dan kebijakan publik yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan pekerja.

Peserta RAPIM FSP KEP Tahun 2025

Siruaya Utamawan ajak buruh memperkuat kapasitas paralegal, mengawal kebijakan publik, dan memanfaatkan layanan digital BPJS Kesehatan.

Melihat banyaknya regulasi yang dinilai belum sepenuhnya berpihak kepada buruh, Siruaya mendorong agar FSP KEP, khususnya bidang advokasi, menginisiasi lebih banyak pelatihan-pelatihan advokasi dan paralegal. Pelatihan ini penting dilakukan secara masif di seluruh Indonesia untuk membekali anggota serikat dengan pengetahuan hukum dan kemampuan membela hak-hak mereka secara mandiri.

“Buruh harus dibekali dengan kemampuan advokasi agar tidak hanya bergantung pada pihak luar. Penguatan kapasitas paralegal sangat penting di tengah derasnya arus regulasi yang kerap merugikan pekerja,” tambahnya.

Siruaya juga menyinggung kondisi BPJS Kesehatan yang saat ini dalam keadaan surplus secara cash flow. Hal ini menjadi indikator bahwa lembaga tersebut cukup sehat dari sisi keuangan, meskipun tantangan dalam pelayanan tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi.

Ia juga memaparkan beberapa terobosan terbaru BPJS Kesehatan yang penting untuk diketahui oleh serikat pekerja, antara lain:

  1. Penguatan Layanan Primer: BPJS Kesehatan terus meningkatkan pelayanan di tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti puskesmas dan klinik. Sistem ini menekankan pada pendekatan promotif-preventif, bukan hanya kuratif.
  2. Penerapan Digitalisasi Layanan: Hampir seluruh layanan administrasi BPJS Kesehatan dapat diakses melalui aplikasi Mobile JKN, termasuk perubahan data dan pengaduan peserta.

Menurut Siruaya, pemahaman terhadap regulasi-regulasi ini penting bagi buruh dan serikat pekerja, agar tidak hanya menjadi objek kebijakan, tetapi juga dapat berperan sebagai subjek yang turut mengawasi dan mengadvokasi kebijakan publik yang adil.

Penutupan RAPIMNAS ini menandai babak baru perjuangan FSP KEP menuju MUNAS yang akan datang, dengan semangat solidaritas, demokrasi, dan kecerdasan buruh sebagai landasan gerak maju organisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *